MENGENAL LEBIH DEKAT
PONDOK PESANTREN AL-AWWABIN
(Misi, Sejarah, Sistem Pendidikan dan
Metode Pengajaran)
A.
MISI
PONDOK PESANTREN AL-AWWABIN
S
|
uatu keharusan d dalam dunia pendidikan untuk
melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian seirama dengan arus modern, sebab
pendidikan itu sendiri tidak ubahnya sebagai suau ikhtiar sosial (social
think).
Prolog di atas
terkupas secara panjang lebar dalam teori-teori pendidikan modern. Di antara
tokoh yang tajam mendiagnosis masalah pendidikan adalah Emile Durkheim
(1858-1917). Ia menyatakan bahwa,
"Masyarakat secara keseluruhan
beserta masing-masing lingkungan di dalamnya, merupakan penentu cita-cita dilaksanakan
lembaga pendidikan”.
Teori pendidikan sebagai
suatu social think atau the individual and social self yang sudah teruji
tersebut dapat menggambarkan dan menjelaskan bagaimana proses berdirinya suatu
lembaga pendidikan, dalam hal ini adalah Pondok Pesantren Al-Awwabin. Lingkungan
di sekitar Al-Awwabin (baik keluarga, santri, walisantri, pegawai, alumni, dan civitas
akademika lainnya) turut berperan dalam mewujudkan cita-cita Pondok
Pesantren Al-Awwabin untuk “Dakwah
Islam dan nasyrul ilmi serta menegakkan faham Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah di
tengah-tengah masyarakat”.
B.
SEJARAH
Cikal bakal
berdirinya Pondok Pesantren Al-Awwabin sudah ada sejak 1962. Yaitu, ketika
Abuya KH. Abdurrahman Nawi, seorang ulama’ betawi yang akrab dipanggil Abuya membuka
pengajian tradisional dengan membaca kitab-kitab kuning di ruang pavilion
rumahnya, yang beralamat di Gang Melinjo Jalan Tebet Barat VI H, Jakarta
Selatan. Pengajian tersebut diikuti oleh banyak kalangan dari orang tua, remaja
hingga orang-orang dewasa yang datang dari berbagai tempat di Jakarta dan
sekitarnya. Diantaranya dari Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Kebon Baru,
Menteng Dalam, Pancoran, Kebon Tebu, Pengadegan, Bukit Duri, Kampung Melayu,
Karang Tengah, Bekasi dan lain-lain.
Pengajian ini
mendapatkan dukungan dari kaum bapak dan ibu terutama warga Tebet dan
sekitarnya. Pengajian ini diberinama AS-SALAFIYAH yang artinya mengikuti jalan
hidup orang dulu yang baik-baik.
14 tahun kemudian, tahun
1976 pengajian / majelis ta’lim ini berkembang pesat. Ditandai dengan munculnya
cabang-cabang majelis di berbagai tempat baik di musholla-musholla maupun di
masjid-masjid. Perkembangan ini berkat dukungan yang luas dari para ulama’ dan
umaro’. Terutama guru-guru Abuya yang tidak lain merupakan ulama’-ulama’ besar
di zamannya, dan panutan kaum muslimin di Jabodetabek, seperti, Al-Habib Ali
bin Husin Al-Athas Bungur, Sayyidil Walid Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad
As-Seggaf, Mu’allim KH. Syafi’ie Hadzami, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tidak
heran, jika Abuya kemudian menjadi seorang yang meski tidak mengecap pendidikan
formal dan tidak memiliki ijazah formal atau gelar akademik, namun mampu
memiliki pengaruh luas dan kharisma di tengah umat. Hal ini juga disebabkan
kegigihannya di saat belajar menuntut ilmu di jalur non formal. Dalam sehari,
Abuya mengaji kepada 5 guru dalam disiplin ilmu yang berbeda dengan menggunakan
sepeda. Di mata anak-anaknya, Abuya merupakan sosok yang sangat menanamkan
disiplin kepada anak-anaknya sehingga anak-anaknya di saat masih kecil, tidak
pernah tidur kecuali kaki harus dalam keadaan bersih. Jika belum bersih, maka Abuya sendiri yang akan
mencucinya. Abuya juga memiliki ketepatan dalam menentukan arah masa depan
pendidikan anak-anaknya. Jurusan pendidikan yang dipilihkan untuk anaknya kelak
akan bermanfaat bagi anaknya sendiri di kemudian hari.
Tahun 1979, dengan
tekad yang bulat dan niat yang ikhlas, maka dibangunlah sebuah gedung
pendidikan berkapasitas 2 (dua) lantai yang dibangun di atas area tanah
pribadinya seluas + 300 M2 atas pemberian Almarhum orang tua beliau yang
berlokasi di Jl. Tebet Barat VI H. Gedung Pendidikan tersebut resmi dibuka oleh
Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) saat itu asal
Banjarmasin, yaitu, Bapak KH. Idham Kholid. Pada peresmian tersebut, juga
pengajian / Majelis Ta’lim yang pada awalnya bernama AS-SALAFIYAH resmi diganti
dengan nama PERGURUAN AL-AWWABIN. Dengan demikian, tahun 1979 ini dicatat
sebagai tahun awal berdirinya Perguruan Al-Awwabin yang di kemudian hari berganti
nama menjadi YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-AWWABIN.
Di Perguruan Al-Awwabin
Tebet, tidak hanya dibuka pendidikan Non Formal tapi juga menerima murid baru
dalam pendidikan Formal yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sejak dibuka tahun
1979. Datang murid dari berbagai tempat untuk menimba ilmu, baik menjadi santri
yang bermukim maupun pulang pergi.
Tempat yang begitu
sempit di Tebet dan lahan yang begitu kecil seluas + 300 M2 dirasa
kurang memadai untuk sebuah lembaga pendidikan yang sedang berkembang pesat.
Akhirnya Abuya yang dibantu dengan Tim Panitia, mendapatkan tempat, persisnya
di Jalan Raya Sawangan Nomor 21 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas
Kota Depok. Di tempat ini kemudian
dibangun sebuah gedung yang berdaya tampung lebih besar dari gedung yang ada di
Tebet yaitu mampu menampung lebih dari seribu siswa. Perguruan Al-Awwabin
Cabang Depok kemudian diresmikan tahun 1982 oleh Menteri Agama Munawir
Syadzali.
Setahun kemudian,
tepatnya pada tahun 1983 Perguruan Al-Awwabin Cabang Depok mulai membuka
pendaftaran Murid baru baik untuk Pendidikan Non Formal (Pesantren) maupun
pendidikan Formal (Ibtida’iyah, Tsanawiyah, dan Aliyah).
Di
tahun 1994, Perguruan Al-Awwabin kembali membuka cabang 2 di Jalan Haji
Sulaiman Nomor 12 Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok dengan luas
lahan sekitar + 3 hektar. Masyarakat sekitar Bedahan pun antusias menitipkan
anak-anaknya untuk dididik di Al-Awwabin Cabang Bedahan. Al-Awwabin Cabang
Bedahan, menerima murid baru, putra putri, mukim dan pulang pergi. Namun, sejak
tahun 2002, Al-Awwabin Cabang Bedahan dikhususkan untuk santri putri saja. Di
Bedahan pula, didirikan Radio Islamic Dawah Al-Awwabin (RIDA FM) dengan
gelombang 98,5 FM sebagai wahana penyiaran dakwah Islam oleh Pondok Pesantren
Al-Awwabin.
Seiring
perkembangan zaman, Perguruan Al-Awwabin melakukan perubahan administratif
pengelolaan lembaga menjadi Yayasan Pondok Pesantren Al-Awwabin dalam rangka
melakukan pembenahan dan perbaikan manajerial di berbagai aspek pengelolaan
baik sarana dan pra sarana.
Adapun
kegiatan yang diadakan Yayasan Pondok Pesantren Al-Awwabin adalah sebagai
berikut :
1.
Pendidikan
Formal (Mengikuti SKB 3 Menteri)
a)
Madrasah
Ibtida'iyyah
b)
Madrasah
Tsanawiyah
c)
Madrasah
Aliyah
2. Pendidikan
Non Formal (Pondok Pesantren)
a)
Pengajian Halaqoh
Kitab Kuning (Madrasah Diniyah)
b)
Kader Da'i
c)
Majelis
Ta'lim
3. Pendidikan
Ekstra Kurikuler
a.
Muhadloroh
b.
Pramuka
c.
Komputer
d.
PMR
e.
Marching Band
f.
Qiro'at
g.
Qasidah
h.
Hadrah
i.
Marawis
j.
Dll.
C.
SISTEM
PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-AWWABIN
Untuk
lebih jelasnya, Pondok Pesantren Al-Awwabin membuat garis kurikulum berstuktur
program dan non program sesuai dengan pilihannya dan jurusannya dalam formulasi
khusus yang dikemas dalam komponen sub kurikuler, intra dan ekstra kurikuler.
1) Komponen
Sub Kurikuler
a)
Membaca dan
Memahami Kitab Kuning
b)
Membuat
Kelompok Mudzakarah
c)
Praktek Imam
dalam Shalat
d)
Praktek
Tahlil, Ratib dan Rawi
e)
Praktek dalam
Berdakwah (Khitobah)
f)
Dll.
2) Komponen
Ko Kurikuler
|
STRUKTUR
PROGRAM
|
NON
STRUKTUR PROGRAM
|
A
|
Pendidikan
Agama
|
1. Tafsir
2. Ulumut
Tafsir
3. Ilmu
Tajwid
4. Kitab
Hadits
5. Kitab
Fiqih
6. Nahwu
7. Shorof
8. Khot/Imla'
9. Tahfidzul
Qur'an, Ahadits Nabawiyyah dan Qowa'id Nahwiyyah
10. Fara'idl
11. Qiro'atul
Kutub
12. Akhlak
13. Ushul
Fiqih
14. Mustholahul
Hadits
15. Balaghoh
16. Praktek
a.
Tahlil
b.
Macam-macam Sholat
c.
Ratib dan Rawi
d.
Pidato
e.
Manasik Haji
f.
Merawat Jenazah
g.
Sholat Jenazah
h.
Dll.
|
|
1. Al-Qur'an
Hadits
2. Aqidah-Akhlak
3. Fiqih
4. SKI
5. Bahasa
Arab
6. Ushul
Fiqih
7. Nahwu
Shorof
8. Mustholah
Hadits
|
|
B
|
Pendidikan
Umum
|
|
|
1. PKN
2. Sejarah
3. Bahasa
dan Sastra Indonesia
4. Ekonomi
5. Geografi
6. Biologi
7. Fisika
8. Kimia
9. Matematika
10. Bahasa
Inggris
11. Penjaskes
12. Pendidikan
Seni
13. Pendidikan
Keterampilan
14. Sosiologi
15. Tata
Negara
16. Antropologi
|
3) Komponen
Ekstra Kurikuler
a)
Pendidikan
Keterampilan Membaca dan Memahami Kitab Kuning
b)
Pendidikan
Pidato Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia
c)
Pendidikan
Qosidah, Hadrah dan Marawis
d)
Pendidikan
Qiro'at Seni Membaca al-Qur'an
e)
Kursus
Keterampilan Komputer dan Teknologi Informasi
f)
Pendidikan
Ke-Pramuka-an/PBB/Palang Merah Remaja
g)
Kegiatan
Sosial
h)
Ke-Organisasi-an
D.
METODE
PENGAJARAN
Di
Pondok Pesantren Al-Awwabin telah lama dikembangkan metode pengajaran kepada
murid secara variatif artinya bahwa system yang digunakan sebagai pendekatan kepada
murid dalam upaya mengantarkna pada suatu materi yang benar-benar difokuskan
pada cara belajar yang baik.
Untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya fenomena atau suasana berbeda yang dihadapi
lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Al-Awwabin, maka para guru diberi
kelonggaran untuk menerapkan metode-metode mengajar sesuai yang diperlukan di
antaranya diskusi kelas atau kelompok atau metode pemberian tugas.
Pondok
Pesantren Al-Awwabin didirikan untuk mendidik murid agar memperoleh tambahan
ilmu agama dan pengetahuan umum sebagai bekal untuk memainkan peranannya di
dalam masyarakat.
Penataan
pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Awwabin selain untuk
menjamin penguasaan materi penguasaan materi pelajaran yang disajikan juga
memeliharan ketertiban dan kedisiplinan di Pondok Pesatren dan masyarakat pada
umumnya. Hal itu merupakan wujud nyata untuk menyadari para pemuda/I khususnya
para kader pemimpin bangsa, Negara dan agama untuk berkesinambungan pada proses
menuntut ilmu di Pesantren sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubah :
122
وما
كان المؤمنون لينفروا كافة فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين
ولينذروا قومهم إذا رجعوا إليهم لعلم يحذرون ( التوبة: 122)
Artinya:
"Tidak sepatutnya bagi
orang-orang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi
dari tiap-tiap golongan di antara mereka, beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali supaya mereka itu dapat menjaga dirinya" (QS
At-Taubah:122).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar